Advertisement

Responsive Advertisement

Tuesday 27 November 2018

OH BEGINI RASANYA UJIAN CAT

Baca soal CPNS udah semacam obat tidur yang ampuh untuk membuatku ketiduran. 

Btw, Alhamdulillah secara dramatis ku lulus seleksi administrasi CPNS. Kenapa dramatis? karna ketika pengumuman yang lulus sudah diumumkan, ku langsung ngecek akun SSCN. Disitu ada tulisan, "Selamat! Anda lulus tahap administrasi berkas". Bahagia dong kan ya?! bersyukur banget, ga pernah kebayang sebelumnya kalo lulus administrasi aja rasanya sebahagia ini. 

Ku kemudian kepo liat Ig resmi instansi yang ku lamar itu, bacain komen yang kebanyakan nanyain tentang CPNS dan sampailah aku di komen yang intinya begini "min, di SSCN saya dibilang lulus tapi kok di website nama saya ngga ada ya?" seketika deg-deg kan, yang tadinya bahagia berubah jadi panik. Bahagianya bener-bener hilang pas baca lampiran pengumuman di website yang menegaskan kalau yang lulus administrasi adalah yang namanya tercantum di daftar nama peserta yang lulus. Berarti bisajadi yang di SSCN salah kan, karna ada kesalahan teknis atau semacamnya? 

Berbekalkan HP minjem dari Sugeng yang kebetulan lagi datang ke rumah malam itu (soalnya HP-ku kuotanya telah berpulang ke Yang Maha Kuasa), ku buka lampiran yang keterangannya adalah nama Zona yang ku pilih, scroll-scroll secara perlahan hingga di abjad S, ga ada namaku.

 "yang lulus administrasi adalah yang namanya tercantum di daftar nama peserta yang lulus."

Namaku ga tercantum di daftar peserta yang lulus. Langsung ku buka lampiran daftar nama peserta yang tidak lulus, dan sama aja, namaku juga ngga ada disitu. Muncul secercah harapan, ada kemungkinan aku lulus, tapi ga menutup kemungkinan juga kalo ku ga lulus. Dilema.

"Mungkin dipindah ke zona lain" Sugeng ngomong gini dan ku langsung buka lampiran zona lain satu-persatu, ga menemukan namaku hingga HP-nya lowbat. Aku nyerah nyari namaku, dia pulang ke rumah, dan ku tidur. Tapi ditengah malam dia nelfon dan ngasih tau kalo namaku ada dilampiran zona yang aku pilih.


Apa iya lampirannya berubah? Atau ku yang ga teliti? Ntahlah, yang penting misteri nama yang tak tercantum sudah terpecahkan.

Ya kira-kira begitulah drama itu terjadi.

Proses Rekrutmen CPNS ini, tahap menunggunya lumayan memakan waktu, bisa sambil tiduran, ketiduran, bahkan sambil bekerja untuk mempertahankan spesies. Yaiyasi, prosesnya berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Mulai dari pengumuman jadwal rekrutmen CPNS dimulainya kapan juga tertunda hingga berbulan-bulan, akhirnya menemukan titik terang di akhir September 2018.

Pada awal Oktober 2018 ku mulai registrasi, setelahnya malah bingung karna dihadapkan banyaknya pilihan formasi, jabatan dan instansi. Berhari-hari mikirinnya, berharap akan dapat pilihan yang tepat. Hingga beberapa hari sebelum registrasi ditutup, akupun segera melengkapi berkas dan menentukan pilihan yang sudah ku anggap tepat. Alhamdulillah 21 Oktober 2018 drama yang ku ceritakan di awal tadi terjadi. Setelah itu ku menunggu lagi untuk kemungkinan berikutnya mengenai kapan dan dimana tahap selanjutnya akan dilaksanakan.


Batam? Mendadak tersenyum lebar ngeliat lokasinya. Bersyukur dan merasa sangat dimudahkan karna akan sangat hemat biaya. Padahal aku udah hitung-hitung ulang soal pengeluaran Ferry, Hotel, Gojek dan makan selama di Tanjung Pinang. Duitnya bisa di simpan lagi, begitu pikirku. Tapi beberapa hari kemudian, terjadi perubahan yang mengharuskanku untuk kembali ke rencana awal. Lokasi Ujian berubah menjadi CK Tanjungpinang Hotel & Convention Centre, Tanjung Pinang.

06 November 2018, ini adalah hari dimana aku akan menghadapi UJIAN CAT tersebut. Peserta yang lulus administrasi berkas, baik itu dari jenis formasi lulusan terbaik, umum maupun putra/putri Papua dan Papua Barat, diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) berbasis Computer Assisted Test (CAT). Sedari pagi buta, aku memeriksa lagi barang bawaanku yang sudah ku siapkan semua tadi malam.  Setelah semuanya ku rasa sudah siap, akupun berangkat dengan harapan semua yang akan terjadi hari ini adalah kemudahan dari-Nya. Aamiiiin.

Karna akan mengantarku ke Pelabuhan ASDP Roro Telaga Punggur, Sugeng izin ke atasannya kalau akan datang agak terlambat ke kantor hari ini. Loh, bukan Terminal Ferry Telaga Punggur Batam? Bukan. Jadi gini, Sugeng punya teman yang pekerjaannya adalah mengantarkan barang dari Batam ke Tanjung Pinang. Maka dari itu, aku sekalian di titipin(?) ke mobil temannya. Tapi sebelum ke Pelabuhan, kita sarapan dulu dan mampir ke makam Mamak. Terus mampir lagi ke minimarket beli jajanan.

Sesampainya di pelabuhan, kita nungguin temannya yang bernama Ganda itu di kurang lebih 30an meter sebelum gerbang. Ga terlalu lama menunggu, Ganda datang dan aku langsung turun dari motor untuk masuk ke dalam mobil, aku duduk di kursi depan kiri. Ku dengar Sugeng bilang, "titip ya, Gan" tapi ga dengar jelas jawaban Ganda. Lambai tangan ke Sugeng yang masih nunggu ketika mobilnya mulai jalan dan petualangan di mulai.
______________________________________________________________
Wikipedia: Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga disebut sebagai kapal roll on - roll off atau disingkat Ro-Ro.
_____________________________________________________________

Perjalanan dengan Kapal Roro dari Pelabuhan ASDP Roro Telaga Punggur ke Pelabuhan ASDP Roro Tanjung Uban memakan waktu sekitar 1 jam. Kita nunggunya ga di dalam mobil, melainkan di ruangan yang udah disediakan untuk penumpang, kebetulan kali ini ruangannya nyaman dan ada ACnya, juga speaker untuk muter lagu yang ada di playlist hp-nya Ganda. Ini karna dia udah bolak-balik naik Roro kali ya sampe udah kayak rumahnya sendiri, tau aja letak kabel yang nyambungin dari speaker ke hp.

Aku ini tipe orang yang ga bisa belajar sambil dengerin lagu, gabisa fokus malah ketiduran. Itu kalo belajar sendiri dikamar sambil tiduran juga sih. Tapi di ruangan yang suara musisi-musisi Amerika terdengar sangat jelas memenuhi seantoro ruangan ini, ku sempat baca latihan soal CPNS dan lumayan bisa memahami dokuritsu junbi cosakai dan dokuritsu junbi inkai, juga beberapa pembahasan untuk soal TWK lainnya. Parahnya, ini adalah kali pertama aku baca-baca soal dan pembahasan (itu juga cuma TWK), padahal ujiannya hari ini. Kemarin kemana aja rasa rajin ini?

Di puluhan menit akhir, penyakitku kambuh aku sadar kalau baca soal sambil dengar lagu itu menimbulkan rasa ngantuk. Dan ngantuknya makin parah ketika kapal akan segera sandar, jadi ga bisa tidur. Kalau tidur, ntar dibawa balik lagi ke Batam. Aku hanya harus berkompromi dengan rasa ngantuk ini dengan memejamkan mata sebentar kemudian membuka mata lebar-lebar. Ngantuknya hilang karna kapal akhirnya sandar dan harus buru-buru turun ke bawah karna mobilnya parkir paling depan. Sebelum di klakson-klaksonin yang dibelakang. 

Tanjung Uban itu letaknya di Pulau Bintan, dan Kota Tanjung Pinang berada di Pulau yang sama. Jadi sekitar 1 jam lagi untuk sampai di lokasi ujian.

  Sumber: Google Maps

Di tengah perjalanan, aku nanya ke Ganda kenapa dia dan sopir Pick Up, Lorry, Truk, Mobil Tangki, juga mobil-mobil pembawa barang lainnya saling nglakson satu sama lain. Ku penasaran, karna sebelumnya juga pernah liat yang seperti ini. Ku pikir itu adalah kode etik? Dan jawabannya adalah: "Karna kenal, kadang ketemu di Pelabuhan. Kadang kalo ga kenalpun, sama juga. Kalau lagi berhenti di tepi gitu, mau istirahat, ada aja yang berhenti dan nepi untuk sekedar nanyain ada kendala apa. Ya gantian, ku kadang juga gitu ke mereka."

Gatau kenapa, setelah dengar jawabannya ku jadi haru. Ga semua orang di dunia ini adalah orang yang tidak peduli. Bahkan dijalan raya seperti ini. Masih ada orang-orang yang lebih memilih untuk membantu orang yang tak dikenal dibanding mengenakan earphone untuk mengabaikan segalanya.

Akhirnya kita sampai di Tanjung Pinang setelah menempuh jarak puluhan kilometer. Batreku sudah penuh setelah pakai powerbanknya Ganda, cukup untuk turun di RSUD dan order Gojek. Tapi, Ganda terus jalan berbekalkan maps.

"Aku gajadi turun di RSUD, Gan?"
"Gausahlah, dekat aja kok, biar sekalian."

Jadi enak dan ga enak dalam waktu yang bersamaan. Enak karna langsung sampe lokasi ujian, ga enak karna udah sangat merepotkan. Aku sangat berterimakasih pas dia turunin tepat di depan Hotel CK yang besar itu. Ganda udah sangat membantu hari ini, ku jadi ga perlu bayar ongkos Ferry ataupun Gojek.

Ada banyak yang mengenakan atasan putih dan bawahan hitam sepertiku. Aku terus jalan mendekati pintu hotel dan nanya ke security soal lokasi ujiannya. Lalu security mempersilahkan untuk berjalan ke arah kerumunan orang-orang berbaju putih yang jauh lebih ramai lagi. Tapi mereka semua dari instansi lain yang akan ujian pada saat itu juga, giliranku masih beberapa jam lagi.

Btw, ini pertama kalinya aku sendirian di kota lain, jadi yang ku lakukan adalah SKSD dengan siapapun. Seperti menanyakan ke peserta lain yang sudah selesai ujian mengenai hasilnya, dan tak satupun dari mereka menjawab "Lulus/Passing Grade". Kebanyakan gagal di TKP. Aku jadi sangsi dengan soalnya nanti akan bagaimana, TKP tak ku pelajari sama sekali karna merasa itu adalah pertanyaan tentang kepribadian yang akan dijawab spontan sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Ku tak lagi memikirkan soal ujian, perutku sedang butuh perhatian. Jadi aku jalan menuju RM. Masakan Padang yang ada di depan hotel, Rp.13.000,- untuk nasi padang dengan lauk ayam bakar. Murah ga sih ini?

Setelah makan, aku ke mushola CK Hotel, dan dari sana ku bisa melihat pemandangan ini:


Duduk hingga berjam-jam di mushola ini lumayan bisa sambil ngecharge handphone, ngobrol sama peserta lain yang beberapa diantaranya ternyata juga dari Batam lumayan mempercepat waktu. Cuma ya gitu, mereka semua dari instansi berbeda, jadi ga bisa nanya-nanya soal berkas yang ku bawa ini sudah benar atau belum. Aku datangnya terlalu cepatkah sampe belum menemukan satupun peserta yang melamar ke instansi yang sama denganku. 

Jam tiga, aku turun ke lokasi ujian yang sudah dipenuhi peserta yang sedang antri. Tahapnya seperti ini:

  1. Antri
  2. Menyerahkan EKTP Asli beserta Kartu Ujian dan ditanyain nomor urut di daftar peserta lulus, aku lupa, jadi hanya menyebutkan namaku dan panitianya nyari di abjad S (untung aja sesuai abjad). Ketika menemukan namaku ada di urutan 120, panitianya menulis angka 120 di Kartu Ujian.
  3. Menyerahkan berkas yang terdiri dari Foto Warna Ukuran 3x4, Dokumen (print out) kartu pendaftaran registrasi online, Surat Lamaran diketik yang ditandatangani diatas materai Rp.6000,-, Fotokopi E-KTP, Fotokopi Ijazah dan Transkip Nilai yang dilegalisir, juga Surat Pernyataan. Semua berkas di satukan dalam map warna hijau sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. 
  4. Panitia menggunting Kartu Ujian menjadi dua, satu untuknya dan satu lagi untukku. EKTP juga dikembalikan, kemudian ku diarahkan untuk menitipkan barang bawaan di penitipan yang letaknya sekitar sepuluh meter dari meja itu. 
  5. Aku meletakkan tasku, dan panitia memberikan kartu yang bertuliskan nomor urut, kalau ga salah 09 waktu itu.
  6. Di meja panitia berikutnya, menyerahkan kartu ujian lagi tapi dalam waktu ga sampai semenit dibalikin ke aku. Lalu panitia meminta untuk menulis nomor PIN yang dia sebutkan di kolom yang udah disediakan pada kartu ujian.
  7. Dan di meja panitia terakhir, punggung tanganku distample.
  8. Sebelum masuk, ada polwan berjilbab yang memeriksa bagian tubuh dari kepala hingga kaki. Ketika memeriksa dia juga menanyakan, "lagi hamil?" aku sempat bingung dan mikir apa iya aku terlihat seperti ibu-ibu hamil? maksudnya, apa iya aku terlihat seperti seseorang yang sudah menikah? namun akhirnya ku menggeleng dan menjawab "ngga". 
  9. Duduk di deretan kursi yang telah di sediakan sembari mendengarkan penjelasan tentang CAT yang ditayangkan di TV hingga berjam-jam. 
  10. Dimulai dari yang duduk paling kiri, jalan masuk menuju ruangan ujian. Ketika masuk, ada mbak-mbak di depan pintu yang memberikan satu lembar kertas HVS kosong.
Di dalam ruang ujian yang sangat luas, dan di isi ratusan peserta, aku agak gugup. Tapi syukurlah panitia yang menjelaskan tata cara ujian CAT tidak terlalu formal dan bikin mengantuk, malah meghibur dan gugupku terlupakan. Ada pembagian sesi lagi didalam ruangan itu, setiap sesi memiliki PIN yang berbeda, dan aku termasuk di sesi 1.

Semua peserta di minta untuk mengisi data yang diminta pada sistem CAT dan ujian pun dimulai. 100 soal yang terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) harus selesai dalam waktu 90 menit. Aku membaca soal dan berusaha mengisinya secepat dan setepat mungkin di dalam ruangan ujian yang sangat hening tersebut. Mengisi soal satu persatu, yang tidak ku ketahui sama sekali akan langsung ku jawab juga berdasarkan perasaan "kayanya yang ini". Di menit-menit akhir tanganku semakin dingin ketika mengerjakan soal TKP, antara panik atau emang suhu ruangan (AC) yang terlalu dingin. Soal TKP panjang-panjang, pilihan jawabannya ga kalah panjang. Mengerjakan ujian yang soal dan jawabannya panjang sembari dikejar waktu ini benar-benar ujian.

Waktu habis. Nilaiku muncul di monitor.
TWK: 80 (Passing Grade 75)
TIU: 95 (Passing Grade 80)
TKP: 125 (Passing Grade 143)

Aku melihat monitor beberapa menit, memastikan angka yang dimonitor adalah benar. Dan benar, TKP-ku ga passing grade. Sedikit sesak di rongga dada tapi kemudian lega, mungkin terbantu doaku tadi siang agar aku tetap dikuatkan ketika menerima hasil terburuk sekalipun. Aku keluar dari ruangan membawa kartu ujian, ktp, kartu penitipan tas, kertas buram dan (tanpa sadar) pensil ujian yang dipakai untuk corat-coret dikertas buram juga terbawa. Pantas saja didepan pintu keluar ada panitia yang sedang berdiri, ternyata tugasnya untuk mencegat orang-orang sepertiku yang ga sengaja (atau disengaja) bawa pensil keluar ruangan. Karna kata panitia, pensilnya bukanlah souvenir jadi harus tetap ditinggal dimeja. 

Aku keluar, dan ke mushola. Disana ada beberapa peserta yang membicarakan hasil ujian mereka, dan lagi, ketika ku tanya lulus atau tidak, jawabannya adalah tidak lulus. Banyak juga yang mengeluhkan soal TKP. Apa aku sebelumnya terlalu meremehkan soal-soal TKP sampe ga mempelajarinya sama sekali? Aku menganggap TKP akan mudah karna soal-soalnya adalah tentang kepribadian diriku sendiri nantinya, juga tindakan-tindakan yang dianggap baik ketika dihadapkan pada suatu situasi. Tapi nyatanya, aku gagal di TKP, soal tersulit yang tak dapat ditebak jawaban berpoin 5 yang mana satu.

Ada banyak yang ga passing grade tadi, aku ngga sendirian, toh ini adalah ujian CAT pertamaku. Tak seharusnya ku putus asa, disaat beberapa dari mereka adalah peserta yang sudah berkali-kali mengikuti ujian dan memilih untuk tak menyerah. Baiklah, saatnya melanjutkan hidup dan meninggalkan hotel CK, aku sudah booking salah satu hotel yang dekat dengan Pelabuhan Sri Bintan Pura agar paginya bisa naik Ferry paling awal. Tapi ketika ngecek HP, ada banyak missed call dari Ayuk (Kakak) dan satu nomor tak dikenal. Aku nelfon balik, dan ayuk sampein kalau aku nginap dirumah sodara aja. Setelah itu nomor handphone sodara yang ayuk maksud juga dikirim via whatsapp. 

Chef Ka Juna. Aku pernah dengar namanya, tapi lupa orangnya yang mana satu, dan jadi ingat lagi pas dia sampe di CK Hotel untuk menjemputku. Rumahnya di Batu 17 Bintan, tapi tak terlalu jauh dari Tanjung Pinang. Ohya, yang aku baru tahu arti dari batu-batu di sana adalah Kilometer. Jadi misalnya Batu 17, nah itu adalah Kilometer 17. 

Satu lagi orang yang ku repotkan, Ka Juna ini juga sangat baik. Dia menyiapkan semua yang ku perlukan pas nginap dirumahnya, pas pulang juga dia ngasi oleh-oleh untuk dibawa pulang. Bahkan aku juga diantar ke Pelabuhan Ferry pagi-pagi sekali. Aku ga enakan karna ga ngasi apa-apa, karna dadakan, gatau kalo punya sodara yang tinggal di dekat Tanjung Pinang dan juga ngiranya akan nginap dihotel aja.

Aku sampai dipelabuhan Tanjung Pinang jam setengah 8 pas, jalan agak kencang untuk ngejar Ferry pertama sampe ga sempat beli oleh-oleh dulu. Tapi ketika akan sampai loket boarding pass, Ferry pertama udah jalan.
  • Ferry Pertama Oceanna jam 07.30
  • Ferry Kedua Marina jam 07.45 
  • Ferry Ketiga Baruna jam 08.00
Jadi setelah boarding pass dan bayar Rp.10.000,-, aku ke loket tiket Ferry Marina, ada tiga loket disitu dan ku pilih yang tengah. Harga Tiketnya Rp.52.500,-.


Ini (juga) kali pertamaku bayar transportasi selama di Tanjung Pinang. Sehari semalam di Tanjung Pinang total uang yang ku keluarkan adalah:

Makan Siang: Rp. 13.000,-
Boarding Pass: Rp. 10.000,-
Ferry: Rp. 52.500,-
Total: Rp.75.500,-

Yang tadinya ku estimasikan akan mengeluarkan 300an ribu, jadinya malah kurang dari 100ribu. Sangat bersyukur berada diantara orang-orang baik. Benar kata orang, "Rezeki itu bukan hanya uang, teman (dalam kasusku juga saudara) yang baik pun rezeki dari Tuhan." Semoga semua kebaikan berbalik ke mereka.

Setelah mendapatkan tiket, ku berjalan menuju Ferry yang sudah sandar di dermaga, ga terlalu rame. Bahkan ketika di dalam ferry, masih banyak kursi yang kosong. Jadi bisa bebas memilih kursi manapun, dan aku memilih duduk di dekat jendela, supaya bisa melihat ombak.


Aku sangat menikmati 6 dan 7 November 2018 ini. Aku ngga passing grade di tes SKD CPNS 2018 tapi aku bersyukur karna perjalanan untuk tes ini, aku melalui banyak kejadian yang membuatku merasa Allah sangatlah baik, memudahkan segalanya dengan mengirimkanku orang-orang baik.

===========================================================================

UPDATE: 12-12-2018, hari belanja online nasional Pengumuman Hasil Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Badan POM Tahun Anggaran 2018.

Rekrutmen CPNS tahun ini jumlah peserta yang ngga Passing Grade SKD sangat ramai. Jadi, dibuatlah peraturan yang memungkinkan peserta tak passing grade mengikuti Ujian SKB dengan menerapkan sistem Ranking. Aku masih mungkin untuk bisa lulus dan mengikuti ujian SKB, tapi ketidakmungkinan jauh lebih besar. Sangat yakin ga akan ikutan SKB tapi nungguin juga selama 1 bulan 1 minggu untuk dapat kepastian. Dan ini hasilnya:


FIX! GA ADA GARIS MIRING L NYA.

No comments:

Post a Comment