Advertisement

Responsive Advertisement

Friday 28 February 2020

Markisa dan Bakso

Dia nunjukin rumah yang ada markisa hampir panennya. Mau punya rumah yang ada tanaman markisanya, dan jadi pengen makan markisa juga malam itu. Maksa-maksa dia untuk beliin markisa. Bingung mau nyari dimana, karna jarang banget liatnya di kang jualan buah. Terakhir beli di Hypermart beberapa bulan yang lalu, jadi kita jalan ke arah Hypermart MMBC. 

"Tar tanam markisanya ya" ku bilang ini karna mau panen markisa juga kayak yang punya rumah itu.
"Gmn tanamnya?" Tanya dia yang aku yakin tau dia tau cara tanamnya.
"Pake bijinya, nanti disisain aja biji-bijinya"
Ku jawab gini, padahal makan markisa ditelan sebiji-bijinya dan akan ribet untuk nyisain biji. 

Di MMBC, langsung jalan ke tempat buah-buahan. Sempat hopeless, ngira ga ada markisanya. Ternyata ketutupan buah lain tadi dari arah ku nyariinnya. Kita beli 5 buah. Setelah di timbang dan bayar ke kasir, dia langsung bukain markisa untuk dia sendiri dan aku. Dia cuma buka kulit luarnya, dan membiarkan kulit putihnya tetap ngebungkus, menyisakan sedikit kulit dibagian bawah dan tangkai sebagai pegangan. Jadi kayak makan eskrim. 
"Kurang manis markisanya" keluhku. Terus dia nyodorin markisa miliknya. "Coba ini" kata dia sambil menukarnya dengan punyaku. Dan pas ku coba, emang lebih manis. Dia ga romantis dengan cara ngucapin kata-kata manis, tapi dia selalu ngelakuin hal baik. 

"Nih bijinya, untuk ditanam" kata dia sambil nyisain beberapa biji dan ditaro ke dalam plastik.
"Setelah ku pikir-pikir, ku gajadi nyisain bijinya" kataku sambil terus menelan semua markisa itu.
He's laugh.

Markisa kedua yang kita makan, dia ngasi yang rasanya lebih manis (lagi). Sisanya yang satu lagi, itu yang termanis. Dan dia kasi ke aku, ku makan lebih dari setengah baru ngasi dia untuk dihabisin. 

Kita keluar dari MMBC dan ngajak makan bakso. Bakso yang menurut kita enak, lokasinya di depan perum kopkar Batam Centre. 
Harganya Rp. 10.000,-. 

No comments:

Post a Comment