"Lama nunggu?" Tanyaku ke dia ketika tiba ditempatnya menunggu.
"Kok basah gt? Jas hujannya mana?" Dia balik nanya
"Lupa bawa." Jawaban yang membuatnya menceramahiku soal musim hujan dan jas hujan yang seharusnya selalu dibawa. Ku cuma bisa senyum, masang wajah polos dan mengalihkan pembicaraan "Jadi nonton?"
"Jam brp filmnya?" Pengalihan pembicaraan berhasil
"18.30" jawabku sambil ngeliat layar hp yang menampilkan jam 17.40
"Ga keburu nanti, trus di dalam juga ntar malah kedinginan"
"Iya sih. Jadi tujuan kita kemana?"
Hingga hujan reda, dia ga ngejawab juga tujuannya kemana. Cuma terus jalan sampe ku bilang lagi mau banget makan dimsum, dia pun bawa motornya ke arah Pandora. Sampai sana pas adzan Maghrib, jadi muter balik ke arah masjid agung Batam Centre yang lebih sering ku sebut mesjid raya.
"Kita ke mesjid raya? Dingin bgt disana." Ku berharap dia bawa aku ke mesjid lain yang ga sedingin mesjid raya, tapi arahnya sama sekali ga berubah, motor terparkir di parkiran mesjid yang sangat ramai pas weekend tersebut. Aku udah ngebayangin gimana menggigilnya aku pas sholat dengan baju setengah basah di dalam ruang mesjid yang pendinginnya ada banyak itu. Tapi di pikiranku, aku juga yakin Allah akan menimbulkan rasa hangat pas sholat nanti.
Setelah wudhu, dan mulai masuk ke dalam masjid hingga mengenakan mukenah. Masih dingin. Tapi ga sedingin yang ku bayangkan, dibayanganku akan beku dan kaku. Rakaat demi rakaat, dingin tak begitu mengganggu. Bahkan di pertengahan sholat, ada anak kecil yang mungkin umur dua tahunan yang memelukku. Terus berada di dekatku sampai sholatku selesai. Hangat. Allah sungguh ga ngebiarin aku kedinginan.
Setelah sholat, kita balik lagi ke Pandora dan makan dimsum kesukaanku, pake nasi dan kwetiau goreng.
No comments:
Post a Comment