Advertisement

Responsive Advertisement

Monday 29 September 2014

Arisan

"Dari Wikipedia Bahasa IndonesiaArisan adalah kelompok orang yang mengumpulkan uang secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu. Setelah uang terkumpul, salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan jalan pengundian, namun ada juga kelompok arisan yang menentukan pemenang dengan perjanjian."

Sedari SD udah diajakin teman sepermainan untuk melestarikan budaya arisan ini dan tak satupun yang berhasil meruntuhkan keinginan teguhku untuk ga pernah ikut arisan satu kalipun. Dijanjikan akan dapat yang pertama, diceramahi kalau arisan itu cara lain dari menabung dan janji-janji manis lainnya yang seakan-akan pada akhirnya akan membawaku berjalan di atas karpet merah dengan taburan bunga. Segala cara telah mereka coba lakukan hingga akhirnya aku tetap mengabaikan Arisan.

Sebenarnya tidak seberlebihan itu, memang ada beberapa yang memaksa, tapi lebih banyak yang tidak peduli akan keikutsertaanku. Meskipun beberapa menunjukkan raut wajah kecewa, ntah itu benar kecewa atau pura-pura, tapi lebih banyak lagi yang menampakkan raut wajah "Oh yaudah sih, toh ajakan tadi cuma basa-basi" yang kemudian ku doakan agar arisannya ga lancar karna salah satu anggota yang sudah dapat kabur pindah ke sekolah lain. Ngga kok, bercanda. Aku ga sejahat itu. Aku sama sekali ga berdoa itu terjadi. Cuma akan menyenangkan kalau itu sungguh terjadi. Yang ini juga bercanda, karena yang sesungguhnya adalah aku lebih tidak peduli dengan arisan.

Saat ga suka sesuatu pasti ada alasannya, walaupun kadang aku ga suka sesuatu karena ga tau.mengenai sesuatu itu. Misalnya, aku ga suka bebek yang diolah menjadi makanan apapun karena aku ga tau rasa bebek itu (re: ga pernah makan bebek meskipun liat artis idola dengan wajah yang sumringah mengoyak-ngoyak daging bebek dengan taringnya). Ga jauh berbeda dengan arisan, aku ga pernah ikut arisan tapi ga suka arisan. Tapi kali ini dengan alasan karena ada yang menyebarkan berita kalau arisan itu berdampak buruk. Bisa saja ada anggota yang kabur, mending satu orang, kalo yang kabur adalah semuanya kecuali dirimu sendiri? 

Saat sekolah mungkin lebih aman, apalagi SD, 6 tahun bersama-sama kalau arisan di mulai sedari kelas 1. Asal ga baru di mulai pas UN aja sih. Karena ketika belum dapat semua, dan baru satu orang yang dapat, semuanya akan berpencar kemudian mulai berpikir kalau uang arisannya itu hanya untuk disumbangkan ke anggota yang dapat pertama. Itu kemungkinan terburuk, kemungkinan terbaiknya semua akan bertemu lagi di tempat kerja yang sama setelah terpisah bertahun-tahun dan melanjutkan kembali arisan yang tertunda tersebut. 

Masa-masa sekolah ku lewati tanpa arisan. Apa iya ketika berpikir "coba aku ikut arisan, pasti gadgetnya udah kebeli" ini bisa disebut penyesalan? Ngga kok, aku ngga nyesel. Setidaknya aku terhindar dari resiko "uangku menjadi milik orang lain seutuhnya". Kebayang kan gimana rasanya? umpamakan saja pasanganmu dibawa kabur oleh orang lain. Yaaaa, perumpamaan yang tidak apple to apple karna kehilangan uang lebih menyakitkan.. tapi rasanya pasti nyaris sama.

Tadinya aku keukeuh, tapi itu tadinya. Dengan sadar aku ikut arisan tanpa paksaan. Ajakan maut yang membuatku mengucapkan "iya ikut" pada akhirnya. Awalnya ragu, tapi akhirnya tetap ikut. Aku mengabaikan keraguanku, padahal keraguanku sebesar jupiter, tapi aku bisa ngelak dan berlari mengitarinya. Ku pikir keraguanku cuma penghalang yang berniat untuk menghentikan keinginanku untuk menabung dan membeli pulau. Yap, arisannya cukup untuk beli pulau kalau akhirnya Bill Gates melemparkan seperdua uangnya ke kamarku (itu juga kalau kamarnya muat).

Bulan pertama, lancar. Bulan kedua, lancar. Bulan ketiga, ada yang telat ngumpulin uang. Bulan keempat, ada beberapa orang yang ga ngumpulin uang dan menjadi awal perpecahan. Seiring perjalanan waktu, harapan arisan akan terus bertahan di dunia ini pun pupus sudah. Arisannya punah dengan waktu yang terlalu cepat. Arisan! maksudku uangku!

Penyesalan mulai melandaku bertubi-tubi. Niat nabung malah berkabung. RIP my money. Sebenarnya masih ada harapan uang-uang itu kembali. Dengan cara meminta ke setiap anggota yang udah dapat satu-persatu. Ga ngerti kenapa, meminta disini ku artikan mengemis walaupun uang sendiri. Ada perasaan ga enakan pas minta uang arisannya dibalikin ke 4 orang anggota yang udah dapat itu. Yang nagih yang ga enakan.

Mungkin diantara anggota lain yang ga dapat arisan, cuma aku yang nagih minta dibalikin. Kadang aku mikir, apa gausa nagih-nagih lagi aja? tapi enak bener dong keempat orang itu. Aku juga mau. Eh, ngga mau sih, soalnya pasti akan ada beberapa orang yang ga bener-bener ikhlas.

Usahaku untuk mengembalikan hartaku masih belum berhasil hingga sekarang. Calon-calon di lupakan. Kenapa untuk mendapat hak sendiri aja susah bener, Kadang terlalu mengerti keadaan seseorang itu membuat kita mengabaikan keadaan diri sendiri. 

No comments:

Post a Comment