Advertisement

Responsive Advertisement

Saturday 20 September 2014

Batam, Kepulauan Riau - 20 September 2014


Postingan 23 hours ago yang di komen 257 orang dan dilike 1034 orang -pada saat itu, mungkin sudah bertambah lagi- ini mengingatkanku ke hari itu, satu tahun satu bulan yang lalu. Bukan karena kejadian yang sama, bukan karena postinganku juga di like orang sebanyak itu, postinganku ga pernah di like atau dikomen orang-orang sampe segitu banyaknya. Lagipula yang mau dibahas disini bukan soal postingan tapi mengenai sesuatu yang di ambil paksa oleh orang lain, orang yang tidak dikenal pula. Siapa yang bisa menerima dengan mudah? bahkan si pengambil paksa itu juga pasti akan sulit menerima apabila miliknya di ambil paksa oleh si pengambil paksa lainnya.

Jadi, kronologi kejadian setahun sebulan yang lalu itu begini, aku dan temenku akan ke suatu tempat yang sebut saja "Tempat yang tak ingin ku datangi lagi". Tujuannya sama seperti setiap orang yang mengayuh sepeda lainnya disana, cumaaaa aku membawa sesuatu yang membuat temanku bertanya, "kok bawa tas?". Aku suka bawa tas, rasanya aneh kalo ga bawa tas, dan lagian tas-nya kecil, ga berat kayak gajah. Well, di Tempat yang tak ingin ku datangi lagi itu, aku terlalu bersenang-senang, menertawakan banyak hal.

Apa benar kata orang-orang yang bilang kalau "setelah tertawa itu berarti nantinya akan menangis" ?

Aku sadar aku akan menangis pas temenku buka jok motornya. Tas-ku ga ada lagi disitu. Iya, sebelum ninggalin motor, temenku melontarkan pertanyaan lagi, "bawa tas?". Cuma tanggapanku ga kayak pertanyaannya yang pertama, aku ninggalin tas itu di jok motornya lengkap beserta isinya. Dan ada petugas keamanan di sekitar parkiran itu. Di tambah lagi, ada helm LTD yang tergantung begitu saja di motor sebelahnya. LTD-nya ga hilang, ga ada yang ambil, berarti tas-ku aman. Pikirku begitu. Lantas aku mendahului takdir, takdirnya tas-ku harus hilang. Dan petugas keamanan-nya juga hilang. Ga bener-bener hilang, tapi pada saat itu petugas keamanannya ga ada di situ lagi. LTD-nya? aku ga merhatiin. Yang ada di otakku cuma tas-ku, masih berharap ga jadi hilang.

Aku nyoba mengingat-ingat kembali dari awal nginjak Tempat yang tak ingin ku datangi lagi ini sampe tas itu ku ketahui hilang, aku balik muter-muter lagi, hingga akhirnya ngerasa tas-nya bener-bener udah ga ada. Udah nanya petugas keamanannya juga -ada petugas keamanan lain yang jaga di tempat yang berbeda- cuma, jawabannya ga memuaskan sama sekali. Malah bikin aku bersikap ga sopan dan teriak-teriak. Eh, dia teriak balik. Puasa-ku ntah bagaimana nasibnya, ga batal cuma aku gagal menahan emosi. Lagian, ada yang bisa nahan emosi karena kehilangan barang berharga hingga adzan maghrib dikumandangkan dahulu? Mungkin ada. Tapi mungkin juga ngga. Tapi, yaudalah.

Kenapa ku sebut tas-ku barang berharga, mungkin kalau cuma tas, itu tidak akan menjadi masalah. Silahkan ambil. Lagian aku bukan pengoleksi tas bermerk yang harganya bahkan cukup untuk membeli rumah. Di dalam tas juga ada handphone seharga 200 ribuan, cuma itu juga gakan jadi masalah karena bukan gadget supermahal. Yang jadi masalah adalah, di dalam tas itu ada dompet yang berisikan uang 50ribu. Ga gitu, bodoamat sama 50ribunya. Di dalamnya juga ada ATM, KTM, E-KTP, NPWP, JAMSOSTEK, PASSPORT, FOTO PACAR.

Selain foto pacar dan 50 ribu, sisanya benar-benar membuatku kesusahan bolak-balik untuk mengurusnya kembali. Isi duit di ATM pake acara ikut-ikutan hilang (Malingnya bisa ngambil, sekalipun gatau PIN-nya). Parahnya lagi, duit yang di ATM bukan duitku. Bersyukur aku punya pacar yang baik dan bilang "ga apa-apa, namanya juga musibah" saat ku beritahu mengenai duitnya yang ada di ATM-ku, bahkan bilang "gausah di ganti!" pas ku bilang akan ku ganti. Tapi kemudian dia nangis di pojokan kamar, yang ini ngaco. Bersyukur juga STNK-ku sempat dipinjam kakak dan pas dibalikin ga ku taruh di dompet.

Pas mengurusnya kembali, polisi memaklumi hal itu terjadi. Mungkin salahku menaruh tas di jok motor yang ku kira aman, mungkin salahku mengira kalau di bulan Ramadhan setiap setan benar-benar di ikat dan tidak akan menggoda manusia untuk melakukan hal yang salah, mungkin salahku yang bahkan ga kepikiran sama sekali kalau akan ada seseorang yang mengambil barang di parkiran yang ada petugas keamanannya, mungkin salahku karna mengira semua manusia akan takut terhadap undang-undang yang berlaku mengenai mengambil barang milik orang lain, mungkin salahku karna mengira semua orang takut akan ditangkap polisi dan di penjara.

Saatnya menyampaikan ke setiap orang agar tidak lagi menaruh barang berharga di jok motor, agar orang itu menyampaikan ke orang lainnya lagi dan begitu seterusnya hingga semua orang tau -Seperti yang disarankan pak polisi-. Lalu, apa pekerjaan polisi hanya membuat surat kehilangan? Ini bener-bener pertanyaan, bukan tuduhan. Ah yasudahlah, mungkin salahku menanyakan pertanyaan ini. Eh tapi, mungkin pertanyaan temenku ini benar, cuma salahnya dia bertanya padaku yang gatau jawaban dari pertanyaannya ini "apakah ada nomer telfon sekelas 911 yang bisa di hubungi?"

Tidak lama setelah kasus kehilangan surat-surat berhargaku, bahkan semua belum selesai ku urus kembali dan ikut merepotkan temanku untuk ikut fotocopy dokumen di hotel karena di polsek tidak ada mesin fotocopy (Kapan lagi ke hotel hanya untuk fotocopy, bayar pula). Ada kabar yang sama menimpa temanku. Sama-sama kasus kehilangan, bedanya dia kehilangan helm dan uang. Di parkiran yang sama di Tempat yang tak ingin ku datangi lagi itu. Catat!

Sempat di marahin semua orang (ga semua sih, tapi rasanya seperti begitu) karena kasus kehilangan ini, dianggap salah karna pergi-pergi bawa tas yang isinya dompet berisikan surat berharga, dianggap salah naruh passport dalam dompet, dianggap salah karna naruh tas dalam jok motor, dianggap salah karna pergi-pergi, dianggap salah pokonya. Hingga akhirnya ada pembelaan yang bilang, "ga apa-apa, yang penting itu nyawa." Yang bikin aku mikir "Iya sih, bener. Tapi,.."

Saat itu aku masih ragu kalau aku masih beruntung karna yang hilang hanyalah surat-surat yang merepotkan, masih ragu kalau aku beruntung karna yang hilang bukan nyawaku. Tapi sekarang setelah melihat postingan yang di like ribuan orang dan ratusan komen itu, aku berpikir kembali dan kejadian yang aku alami tidaklah lebih parah darinya. Aku tidak mengenalinya, hanya saja di home-ku sering sekali ada postingan untuknya. Aku memang sudah terbiasa nge-stalk orang-orang, yang ga ku kenali sekalipun. Hasrat kepo, ralat maksudku ingin tahu yang teramat kuat. Aku pun membuka profil-nya. Melihat postingan-postingan mendoakan agar "cepat sadar dari koma" untuknya, melihat foto-fotonya. Saat itu ku kira dia akan sadar dengan begitu banyaknya doa untuknya, aku sempat iri karna begitu banyak orang yang mengiriminya postingan dan begitu peduli padanya. Mungkin dia orang baik yang memiliki banyak teman.

Tapi hari ini, postingan-postingan kembali memenuhi wall-nya. Termasuk postingan yang di like ribuan dan ratusan komen itu. Bedanya, postingan-postingan kali ini berisikan "harapan-harapan di kehidupan berikutnya" untuknya. Agar dia mendapatkan tempat istimewa disana, agar dia tenang disisi-Nya, agar amal dan ibadahnya di terima. Padahal baru kemarin aku melihat postingan-postingan berisi harapan dia akan sembuh dan membuat orang-orang disekitarnya yang menyayanginya merasa lega dan tersenyum.

Buat dia, seseorang yang sebenarnya belum pernah ku temui sekalipun, yang baru ku ketahui dua hari ini. Aku berharap hal yang sama seperti orang-orang yang menyayanginya untuk kehidupannya di sana. Dan semoga setiap orang yang menyayanginya diberikan ketabahan. 

Dan, benar. Aku cuma kehilangan tas pada saat itu, tapi dia sudah kehilangan tas, koma beberapa hari dan kemudian meninggalkan orang-orang yang sayang dia. Seharusnya aku yang berbakat mengeluh ini tersadarkan untuk terus bersyukur.

Serius, aku ngerasa di kota ini memang sedang terjadi perubahan. Sekarang jadi lebih mudah menemukan headline soal jambret, maling, pencuri, copet, apapun yang menyerupai profesi-profesi ini. Ga cuma headline, tapi cerita temen-temen soal pengalamannya langsung (kadang pengalaman temennya) dengan si pengambil paksa ini. Bahkan, di postingan ribuan like ratusan komen itu, ada beberapa komen yang menanyakan tempat kejadian perkara. Mending tempat perkaranya sama, ini beda-beda. Ada banyak tempat yang disebutkan, itu berarti dikota ini kejadian yang sama ga cuma satu. Iya kan?

Oya, Sekarang juga jadi lebih sering dengar kata "Hati-hati!"

No comments:

Post a Comment